Direktur Rusia ditahan di UEA karena meluncurkan pesawat tanpa awak di dekat masjid

Sebagai hasil pengambilan gambar video pernikahan dengan latar belakang Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, seorang pembuat film Rusia berakhir di penjara.

Sutradara film Rusia Arik Manukyan belum dapat meninggalkan UEA sejak Mei tahun ini karena proses mengenai penembakan masjid tanpa izin menggunakan drone, lapor Kommersant.

Manukyan dan saudara lelakinya tiba di UEA untuk merekam video pernikahan teman-temannya. Untuk salah satu adegan, Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi dipilih sebagai latar belakang. Rekaman dilakukan dari drone, sementara kru film tetap berada di tempat parkir. Drone ditemukan oleh penjaga keamanan, yang menuntut untuk segera berhenti menembak dan menyediakan bahan untuk belajar.

Beberapa jam kemudian, polisi turun tangan dalam konflik itu, yang, setelah mempelajari rekaman itu, menahan Arik Manukyan sendiri, saudara lelakinya dan saudara laki-laki mempelai pria. Tiga orang diinterogasi. Paspor dan telepon mereka disita. Setelah itu, para tahanan menghabiskan enam hari dalam tahanan tanpa kesempatan untuk menghubungi perwakilan dari konsulat Rusia.

Menurut Kommersant, pihak Rusia kemudian ikut campur dalam kasus ini, dan yang ditangkap dibebaskan dari penjara dengan larangan meninggalkan negara itu. Mereka berada di bawah tahanan rumah di Dubai.

Menurut direktur, penuntutan tidak hanya menyangkut penembakan masjid tanpa izin dan penggunaan drone tanpa lisensi, tetapi juga masuk ke dalam kerangka bandara.

Ramil Bikmullin, kepala departemen konsuler Kedutaan Besar Rusia di UEA, tidak mengecualikan kemungkinan hukuman penjara terhadap mereka yang ditangkap sebagai akibat dari proses persidangan. Kasus ini sedang menunggu keputusan dari Jaksa Agung. Pengadilan akan memilih tindakan pencegahan ketika kasus tersebut ditransfer. Departemen konsuler melakukan segala yang mungkin sehingga tahanan melarikan diri dengan denda. Kasus ini diperumit oleh fakta bahwa penuntutan menyangkut penembakan tidak sah atas bangunan pemerintah.

Di UEA, setelah serangkaian insiden dengan penetrasi yang tidak sah atas kendaraan udara tak berawak di bandara, aturan untuk kepemilikan dan penggunaan drone semakin diperketat. Sejumlah denda yang terkait dengan drone mencapai 3 juta dirham ($ 817,4 ribu).

Selain itu, pada bulan April tahun ini, Otoritas Penerbangan Sipil Dubai memperkenalkan persyaratan wajib untuk pendaftaran semua kendaraan udara tak berawak di emirat dengan larangan penjualan drone tanpa lisensi.

Tonton videonya: Polisi Rilis Hasil Autopsi Zoya, Pelaku Penyiraman Bensin & Pembakaran Sudah Ditahan (Mungkin 2024).