Perusahaan Dubai mengubah kapal pesiar QE2 yang ikonis menjadi hotel terapung

Pelabuhan Rashid Dubai akan menjadi rumah baru bagi kapal laut QE2. Kapal akan dibangun kembali menjadi hotel mewah dengan 300 kamar dan akan menjadi bagian dari proyek Museum Maritim, yang rencananya akan dibangun di terminal. Rencana tersebut disuarakan oleh perusahaan investasi milik negara Istithmar World dan konglomerat perdagangan DP World, yang mengelola pelabuhan.

Kapal sepanjang 293 m dibeli pada Juni 2007 dari Cunard. Kesepakatan mencapai sekitar US $ 100 juta. Direncanakan bahwa itu akan menjadi salah satu objek utama daya tarik wisata selama pengembangan pulau buatan manusia Palm Jumeirah, namun, rencana ini tidak ditakdirkan untuk menjadi kenyataan karena timbulnya krisis keuangan dan penurunan harga real estat. Sejak 2011, QE2 yang berusia 44 tahun telah ditambatkan di pelabuhan Rashid.

Diharapkan bahwa rekonstruksi liner akan memakan waktu sekitar satu setengah tahun. Istithmar saat ini sedang bernegosiasi dengan tiga kelompok hotel untuk mentransfer properti ini ke manajemen. "Ini benar-benar kapal pemujaan dengan sejarah yang kaya. Tugas kita adalah untuk melestarikan" semangat zaman "sebagai gagasan utama daya tarik wisata," kata Sultan Ahmed bin Sulayem, kepala perusahaan.

"Bersama dengan implementasi rencana untuk mengatur Museum Maritim, kita dapat mengubah Dubai menjadi pusat terkemuka untuk wisata pelayaran di Timur Tengah. Kami melihat potensi besar pelabuhan di arah ini," tambah Muhammad Al Mulallem, wakil presiden senior dan direktur pelaksana konglomerat DP World UAE Perlu dicatat bahwa industri pariwisata kapal pesiar Dubai berada dalam tahap perkembangan yang dinamis.

Pada 2011, pelabuhan Rashid menerima 108 penumpang dengan 396,5 ribu penumpang. Pada paruh pertama 2012, 71 kapal dengan 275 ribu turis telah tiba di sini. Direncanakan bahwa pada 2015 terminal akan dapat melayani 145 kapal dan setengah juta orang.

Tonton videonya: CERTIFICATE. ini dia certifikat wajib buat ABK bekerja diatas kapal offshore saudi aramco (Mungkin 2024).