Di UEA, ayah dari bocah yang terbunuh itu tidak menerima "uang hasil jerih payah" dari keluarga penjahat

Ayah Obaida Al-Akbawawi dari Uni Emirat Arab bertemu dengan keluarga pembunuh putranya, tetapi tidak menerima "uang hasil jerih payah".

Ayah dari Obaid Al-Akbawawi yang berusia delapan tahun, diperkosa dan dibunuh oleh seorang lelaki keturunan Yordania pada Mei tahun lalu, menolak menerima 600 ribu dirham ($ 163 ribu) sebagai "uang hasil jerih payah" dari keluarga si pembunuh.

Menurut Ibrahim Al-Akbawai, beberapa orang berpikir bahwa ia sedang menunggu harga yang "tepat" sebagai kompensasi atas darah putranya, yang ditumpahkan Nedal Issa Abdullah.

"Tapi saya tidak akan menukar darah anak saya dengan uang di dunia, jadi saya menolak cek yang ditawarkan oleh keluarga pembunuh dan mencabik-cabiknya," kata Ibrahim.

Sebuah pertemuan antara Ibrahim dan keluarga si pembunuh terjadi pada hari Sabtu di kota Al-Zarqah di Yordania. Delegasi perwakilan keluarga, penatua dan tokoh-tokoh otoritas berkumpul di sana. Tujuan pertemuan itu adalah untuk mencegah pembalasan atas kejahatan. Perwakilan kedua keluarga menandatangani perjanjian yang mengecualikan pembunuhan lebih lanjut dari pembalasan.

Obaid diculik oleh Abdullah pada 20 Mei 2016. Tubuhnya ditemukan dua hari kemudian di bawah pohon di sebelah Academic City Road di Al Warqa.

Abdullah yang berusia 50 tahun dijatuhi hukuman mati. Hukuman itu dieksekusi pada jam 8 pagi pada 23 November tahun ini. Hukuman mati di UEA dilakukan dengan eksekusi.

Ibrahim Al-Akbawai mengatakan bahwa Abdullah meminta pengampunan sebelum kematiannya.

"Saya memberi tahu Jaksa Agung Dubai bahwa saya tidak akan pernah memaafkannya," kata Ibrahim.

Tonton videonya: Jokowi Ingin Bertemu, Ini Jawaban Prabowo (Mungkin 2024).