Di UAE, energi panas bumi dapat menggantikan sumber tradisional

Uni Emirat Arab sedang mengeksplorasi potensi energi panas bumi sebagai sumber baru untuk kebutuhan negara.

Para peneliti dari Universitas UEA (UAEU) mempelajari benda-benda geologi di beberapa wilayah UEA - di Al Ain dan di emirat Ras Al Khaimah. Tujuan mereka adalah untuk menentukan potensi penggunaan energi panas bumi, panas yang dihasilkan di perut Bumi, sebagai sumber baru energi bersih dan terbarukan untuk UEA.

"Proyek ini diluncurkan pada Januari tahun ini untuk memahami kemungkinan penggunaan energi panas bumi di UEA," jelas Dr. Hakim Saibi, associate professor geofisika di UAEU.

"Penelitian termasuk eksplorasi magnetik, pengukuran medan magnet di daerah itu, memungkinkan kita untuk memahami struktur geologi tempat itu," tambahnya.

Kedua, para peneliti mengumpulkan dan mengambil sampel air di tempat-tempat ini. Air dianalisis di laboratorium, yang memberikan informasi penting tentang komposisi dan suhu. Informasi yang diperoleh memungkinkan untuk menilai bahwa suhu air di reservoir bawah tanah dengan kedalaman 3 km di daerah tertentu mencapai sekitar 120 derajat Celcius.

Menurut Dr. Saibi, data ini menunjukkan kemungkinan menggunakan energi panas bumi di UAE.

"Berdasarkan temuan kami dan data yang dikumpulkan di fasilitas ini, kami dapat menghasilkan sekitar 1.000 megawatt listrik menggunakan energi panas bumi di daerah ini," katanya.

Menurutnya, energi ini cukup untuk memberi daya pada ratusan rumah, dan tanpa emisi CO2. Produksi energi panas bumi juga sangat hemat biaya, kata Dr. Saibi. Pada awalnya akan ada beberapa biaya dalam pengembangan teknologi dan pembangunan pembangkit listrik, tetapi setelah itu biaya akan berkurang.

"Ini adalah proyek yang sangat besar dan penting, sangat berguna bagi UEA untuk memiliki sumber energi terbarukan, apakah itu matahari, angin, atau, seperti dalam hal ini, energi panas bumi," katanya.

Tonton videonya: Tenaga surya Dubai: Dubai menyetujui proyek tenaga surya terbesar di dunia- TomoNews (Mungkin 2024).